STORY
OF LOVE IN MY HEART
Hari demi hari ku lewati dengan
perasaan yang bimbang, disatu sisi aku ingin berlari, berlari sangat jauh, tapi
disisi lain aku ingin tetap tinggal karena ada seseorang yang begitu special
yang terus memberiku semangat untuk tetap berjuang melawan penyakitku yang
sampai saat ini belum ada obatnya. Aku pernah berjanji pada diriku sendiri
kalau ada seseorang yang benar-benar mencintaiku dengan tulus aku ingin
berjuang untuk hidup, dan sekarang orang itu telah aku temukan, tetapi aku
tidak mengerti kenapa aku harus mencintai orang yang sudah memiliki seorang
kekasih, pertanyaan itu setiap hari menari-nari di otakku, semakin aku
memikirkan itu, kondisiku semakin memburuk, tetapi aku tidak ingin dia tau, aku
tahu dia juga mencintaiku , tetapi disisi lain dia juga dicintai oleh orang
lain, aku pernah memintanya untuk memutuskan hubungannya dengan perempuan itu
bahkan setiap hari aku terus menanyakan hal itu padanya, tetapi apa jawaban
yang aku terima, “kakak tidak ingin menjadi orang jahat, biarkan saja semuanya
mengalir apa adanya”. Selalu dan selalu jawaban itu yang keluar dari mulutnya
setiap aku menanyakan hal itu, dia tidak pernah mau tau dan tidak pernah mau
mengerti perasaanku, aku sakit, aku merasa tertipu, tapi aku mencintainya, aku
ingin memilikinya seutuhnya tanpa ada perasaan yang terbagi untuk orang lain. Satu
bulan sudah aku menjalin hubungan dengannya, tanpa terasa aku semakin
mencintainya, perasaan takut kehilangan selalu muncul dibenakku, dia juga
seperti itu, dia pernah bilang dia tidak ingin kehilangan aku, awal-awal
pacaran dia sangat perhatian, dia selalu mengingatkan aku untuk minum obat,
tetapi lama kelamaan perhatian itu mulai berkurang dia selalu mencari alasan
segala hal dan endingnya pasti bertengkar, mungkin dia tidak merasakan apa yang
aku rasakan saat kata-kata yang tidak ingin aku dengar, tetapi dia mengucapkan
hal itu, remuk, sakit itu yang aku rasakan, tetapi aku sabar, aku diam,
meskipun sabar itu menyakitkan, diam itu
menyiksa, dan berbicarapun percuma. Yang aku pikirkan hanya “aku mencintainya,
aku ingin selalu bersamanya, dan tidak akan aku izinkan ada orang yang
mengganggu itu semua”. Karena hal itu aku tidak pernah focus dengan penyakitku,
minum obat pun aku jarang, terakhir chekup dokter bilang penyakitku tambah
parah, ya karena aku tidak teratur minum obatnya, tapi aku ingin sembuh, aku terus berfikir “berapa lama lagi umurku
dipermainkan, jika memang masih lama aku mampu bertahan aku ingin sembuh,
jangan buat aku sendiri dan terkekang di dalam dunia yang indah ini”. Dunia ini indah tapi kelabu, indah karena ada
dia, kelabu karena penyakit ini. Aku tidak ingin dia tahu bagaimana sakitnya
aku saat aku baca semua pesan-pesan di sms, di facebooknya dia, “mesra” itu
kata yang keluar dari bibirku, tapi entah kenapa air mata menetes membasahi
pipiku, ah aku menangis, kenapa aku harus menangis padahal dia sudah pernah
bilang dia sudah tidak ada perasaan lagi dengan perempuan itu, tetapi hati ku
tidak bisa terima, sukma ini memberontak, raga ini ingin sekali pergi jauh, aku
ingin dia membaca goresan pena yang telah aku buat, disini tertuang semua
perasaanku padannya.
***miliknya
atau mantannya***
Sekian
waktu berlalu,
Bersamamu
habiskan malam-malam sepiku
Tak
bisa ku jaga mengertimu
Bahasamu
bingungkan hatiku
Kau
buat ku resah
Begitu
berharap namun juga pasrah
Meski
ku tak ingin menyerah
Sikap
tak pastimu kian buatkku gelisah
Kasih….
Katakan
sejujurnya
Kau
masih miliknya atau mantannya
Jangan
sembunyikan realita
Ku
tak ingin terjebak cinta dalam dosa
Jika
kau masih miliknya
Kan
ku hapus semua rasa
Tapi
jika kau hanya mantannya
Milikilah
aku seutuhnya….
Aku terhanyut dalam buaian
kesedihan, kegelapan terus menghantui perasaanku, resah dan gelisah hanya itu
yang aku rasakan, kalau aku sembuh nanti apakah dia akan memilihku? Atau dia
akan pergi dengan perempuan itu, entahlah, aku tidak tahu apa yang akan terjadi
nanti. Dia semakin berubah dia tak seperti dulu lagi, tapi dia hanya bisa
menyalahkan aku, aku tahu aku bukan perempuan yang sempurna, tapi aku juga butuh
kasih sayang dan perhatian darinya, dan aku juga tahu perempuan itu lebih bisa
mengerti dia daripada aku, tapi aku selalu bersuha untuk belajar memahami semua
yang ada pada dirinya, tetapi dia tidak pernah tahu itu, satu hal yang aku
ingin dia tahu aku hanya ingin hidup lebih lama lagi karena aku ingin melihat
dia bahagia, meskipun tidak denganku tetapi dengan perempuan itu, aku berusaha
untuk bisa menerima semua kenyataan hidup yang aku telah jalani.
Setiap aku membuka pesan di
facebooknya, aku selalu melihat dia masih chat dengan perempuan itu, setiap aku
tanyakan langsung padanya, dia hanya bisa menghindar dan mengalihkan
pembicaraan, aku sadar mungkin aku belum pantas untuk melangkah sejauh ini,
tetapi dia seharusnya mengerti bagaimana perasaan seorang wanita jika dia
seperti itu, ingin rasanya aku berhenti bernafas saat itu, tapi kalau aku
begini mungkin dia akan lebih menganggapku hanya gadis manja, yang suka ngambek
dan tidak dewasa, tapi apadaya jujur aku sangat cemburu dan ingin sekali aku
putar waktu, seandainya aku duluan yang bertemu dengannya, pasti tidak akan
seperti ini jadinya, mungkin ini takdir yang telah diatur oleh tuhan, aku
sebagai hambanya hanya bisa berserah diri, ingin yang terbaik selalu beliau
berikan padaku.
Kamis, 20 september 2012, setengah
dari hari itu adalah hari yang sangat membuatku bahagia, wajahku terus dipenuhi
dengan senyuman, semua teman-temannya sangat baik, dan aku senang karena semua
teman-temannya tau bahwa aku ini pacarnya dia, di dalam hatiku aku bicara “ternyata
dia mengakui ku”. Tetapi aku bingung perempuan yang disana dia anggap apa, apa
nanti nasibku juga akan sama seperti perempuan itu. Ah, pertannyaan itu selalu
melintas difikiranku. Aku harus bagaimana, apa yang harus aku lakukan, aku
mencintainya, tapi aku orang baru yang masuk didalam kehidupannya, sedangkan
perempuan itu sudah lama menemani hari-harinya. Aku masih belum bisa mengerti
kenapa aku bisa mencintainya begitu cepat, kenapa aku bisa menaruh harapan masa
depanku begitu cepat kepadanya, aku masih meraba-raba jawaban dari semua
pertannyaan itu, aku mengerti yang tahu semua jawaban itu hanya diriku sendiri,
tapi sampai sekarang aku belum mendapatkannya. Mungkin belum saatnya, dan aku
hanya bisa bersabar.
Waktu menunjukkan pukul 00.00,
penyakitku kambuh, obatku habis, tetapi tidak ada yang tahu, aku ingin teriak
karena kesakitan, tapi aku takut mereka terbangun, aku menahan sendiri sakit
yang ada di dadaku, aku berusaha untuk tidak menangis karena ini, penyakit ini
tidak ada apa-apanya dibanding rasa sakit hatiku yang saat itu membaca pesan
yang ada di facebooknya, ternyata dia masih berhubungan dengan perempuan itu,
sakitku semakin menjadi-jadi tapi aku masih tetap diam dan tanpa disadari air
mata telah jatuh membasahi kedua pipiku, apa dia ingin membunuhku secara
perlahan, dia tidak pernah tahu bagaimana aku selalu berusaha untuk mengerti
dan memberikan perhatian untuk dia, sampai-sampai aku mengabaikan penyakitku
demi dia, tapi aku tidak ingin menyerah begitu saja, aku berusaha untuk mengendalikan
penyakitku, dan aku bisa, sakitnya sudah hilang, tapi hatiku masih sangat sakit
melihat kata-kata mesranya, melihat perhatiannya kepada perempuan itu, aku
sadar aku hanya orang ke-3 yang masuk dalam hubungan mereka, dia yang telah membawaku, dia yang seharusnya tahu
bagaimana jalan keluarnya, aku tidak ingin berdosa karena telah mencintai
laki-laki yang sudah mempunyai seorang kekasih.
Aku ingin terbang jauh meninggalkan
dunia fatamorgana ini, tanpa beban, tanpa masalah,tetapi apa daya aku hanya manusia
biasa yang mempunyai batas kemampuan. Kapan aku bisa mendapatkan semua
keinginanku, kapan aku bisa sembuh, kapan aku bisa memiliki dia seutuhnya,
maafkan hambamu ini tuhan, karena aku hanya bisa mengeluh, dan selalu meminta
sesuatu yang mustahil. Hari ini terulang
kembali, dia membuat aku kecewa lagi, demi dia aku rela datang lebih awal,
karena aku tidak ingin dia menunggu lama, tapi apa yang aku dapatkan ternyata
dia tidak ada, sms tidak dibalas, telepon juga tidak diangkat, apa yang harus
aku lakukan, tau akan seperti ini aku tidak akan pernah datang, biarpun aku
sedang sakit tapi aku tetap menghargai dia, tetapi dia tidak pernah menghargai
aku sedikitpun, aku lelah begini terus, aku ingin menghentikan semua ini, aku
sudah letih untuk berjalan lebih lama lagi, aku sudah ingin berbaring
dipangkuan tuhan, dan menutup mata untuk selamanya.
29 September 2012, dia meninggalkan
aku sendiri disini, dia pulang ke kampungnya, dia bilang ada sesuatu hal yang
harus dia kerjakan disana, oke aku izinkan dia pulang, tapi apa ternyata dia
pulang sekaligus bertemu dengan perempuan itu, tambah sakit aku mendengar itu
semua, apalagi aku tahu itu bukan dari dia langsung, melainkan dari orang lain,
sebenarnya dia anggap apa aku ini, aku juga manusia yang punya perasaan dan
hati, yang aku bisa lakukan hanya menangis dan menangis, “tuhan ambil saja
nyawaku kalau seperti ini terus aku tidak kuat hidup lagi, ajak aku terbang
jauh dari sini tuhan”. Iya aku mengeluh lagi, aku tidak bisa mensyukuri apa
yang telah tuhan berikan padaku, tapi apakah aku tidak berhak untuk bahagia,
sebesar itukah kesalahanku terdahulu sampa-sampai ini hukuman yang aku dapatkan
sekarang.
Kemarin malam kembali lagi dia
mengulangi kesalahan yang sama, dia kembali berhubungan dengan perempuan itu,
entah kenapa hatiku tidak pernah iklas menerima semua kenyataan ini, aku tidak
rela dia berhubungan dengan perempuan itu, meski aku terlihat sangat egois,
tapi itu yang aku rasakan. Bibirku memang pernah berkata “aku rela kakak sms,
atau bertemu dengannya, asalakan aku tidak mengetahuinya”, aku berusaha untuk
menutup mata dan tidak mendengar omongan dari orang lain, tetapi hati kecilku
tidak bisa dibohongi, aku tidak bisa, aku tidak mampu mengiklaskan itu semua
terjadi, “tolong hargai aku sedikit saja, aku juga kekasihmu”. Sekian lama waktu berlalu, mungkin dia mulai
menyadari kesalahannya padaku, dia mulai kembali seperti saat pertama pacaran,
dia kembali perhatian, dan diapun tidak berhubungan lagi dengan perempuan itu.
Aku bahagia, tapi aku sadar aku juga bersalah dengan perempuan itu, saat itu
aku memintanya untuk memilih antara aku atau perempuan itu, dan dia menjawab
“kakak lebih milih kamu, tapi kakak juga tidak bisa memutuskan hubungan begitu
saja dengan dia”. Itu jawaban yang keluar dari mulutnya, aku mencoba untuk
tersenyum ketika mendengar jawaban itu, tapi sebenarnya hatiku menangis, aku ingin
sekali berteriak, “aku hanya ingin memilikimu seutuhnya”.
Kata-kata itu terus tebayang-bayang
di otakku, pertanyaan-pertanyaan aneh pun terus mengelilingi pikiranku, “kenapa
harus seperti ini, kenapa ini terjadi, apa yang aku harus lakukan”. Tapi aku
tidak akan menyerah begitu saja,” andaikan
bunga tak mekar sekejap mata, mungkin sang kumbang akan tetap setia, andaikan
cinta pertama tak berakhir dengan luka, mungkin tak ada jiwa yang akan merana,
dan andai akhir dari cinta adalah kebahagiaan, kuingin menikmatinya hingga ajal
menjemput nyawaku”. “apakah aku bisa menikmati yang namanya kebahagiaan?”
itu yang terus membuat aku sedih, mungkin hidupku tidak akan lama, mulai dari
sekarang aku akan belajar untuk bisa lebih merelakan dia dekat dengan perempuan
itu, karena aku tahu aku tidak akan lama bisa membuat dia bahagia, aku hanya
bisa merepotkan dia, aku hanya bisa membuat dia kecewa. Dikesendirianku aku
menulis sebuah puisi yang mewakili suara hatiku:
**Meski ini hanya akan menjadi
Kenangan**
Tlah ku goreskan indah namamu pada lembar-lembar maya
Tlah ku goreskan indah namamu pada lembar-lembar maya
Tlah ku gambarkan tentangmu
Dan ku tautkan pada papan kanvas hatiku
Ku simpan didalam kenangan hati yang
terdalam
Ku jadikan sebait puisi yang kupetik
dari sebuah nyanyian
Yang mengalun nada dawai kerinduan
Ku jadikan bait dalam sepenggal kisah
serpihan hati
Bahwa namamu akan ku ingat
Dan ku jaga hingga aku “mati”
Baik buruk kenangan yang pernah
tercipta diantara kita
Akan selalu terukir indah hingga ajalku
tiba
Sekalipun yang tersisa saat ini hanya
kenangan
Namun semua itu tidak akan pernah aku
lupakan
Meskipun memang terasa menyakitkan
Hanya karena dengan mengenangmu
Yang sekarang membuat aku lebih
mengerti
Bahwa cinta tak harus memiliki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar