Menu

Senin, 15 April 2013

CERPEN PEMULA


STORY OF LOVE IN MY HEART
            Hari demi hari ku lewati dengan perasaan yang bimbang, disatu sisi aku ingin berlari, berlari sangat jauh, tapi disisi lain aku ingin tetap tinggal karena ada seseorang yang begitu special yang terus memberiku semangat untuk tetap berjuang melawan penyakitku yang sampai saat ini belum ada obatnya. Aku pernah berjanji pada diriku sendiri kalau ada seseorang yang benar-benar mencintaiku dengan tulus aku ingin berjuang untuk hidup, dan sekarang orang itu telah aku temukan, tetapi aku tidak mengerti kenapa aku harus mencintai orang yang sudah memiliki seorang kekasih, pertanyaan itu setiap hari menari-nari di otakku, semakin aku memikirkan itu, kondisiku semakin memburuk, tetapi aku tidak ingin dia tau, aku tahu dia juga mencintaiku , tetapi disisi lain dia juga dicintai oleh orang lain, aku pernah memintanya untuk memutuskan hubungannya dengan perempuan itu bahkan setiap hari aku terus menanyakan hal itu padanya, tetapi apa jawaban yang aku terima, “kakak tidak ingin menjadi orang jahat, biarkan saja semuanya mengalir apa adanya”. Selalu dan selalu jawaban itu yang keluar dari mulutnya setiap aku menanyakan hal itu, dia tidak pernah mau tau dan tidak pernah mau mengerti perasaanku, aku sakit, aku merasa tertipu, tapi aku mencintainya, aku ingin memilikinya seutuhnya tanpa ada perasaan yang terbagi untuk orang lain. Satu bulan sudah aku menjalin hubungan dengannya, tanpa terasa aku semakin mencintainya, perasaan takut kehilangan selalu muncul dibenakku, dia juga seperti itu, dia pernah bilang dia tidak ingin kehilangan aku, awal-awal pacaran dia sangat perhatian, dia selalu mengingatkan aku untuk minum obat, tetapi lama kelamaan perhatian itu mulai berkurang dia selalu mencari alasan segala hal dan endingnya pasti bertengkar, mungkin dia tidak merasakan apa yang aku rasakan saat kata-kata yang tidak ingin aku dengar, tetapi dia mengucapkan hal itu, remuk, sakit itu yang aku rasakan, tetapi aku sabar, aku diam, meskipun sabar itu menyakitkan, diam  itu menyiksa, dan berbicarapun percuma. Yang aku pikirkan hanya “aku mencintainya, aku ingin selalu bersamanya, dan tidak akan aku izinkan ada orang yang mengganggu itu semua”. Karena hal itu aku tidak pernah focus dengan penyakitku, minum obat pun aku jarang, terakhir chekup dokter bilang penyakitku tambah parah, ya karena aku tidak teratur minum obatnya, tapi aku ingin sembuh,  aku terus berfikir “berapa lama lagi umurku dipermainkan, jika memang masih lama aku mampu bertahan aku ingin sembuh, jangan buat aku sendiri dan terkekang di dalam dunia yang indah ini”.  Dunia ini indah tapi kelabu, indah karena ada dia, kelabu karena penyakit ini. Aku tidak ingin dia tahu bagaimana sakitnya aku saat aku baca semua pesan-pesan di sms, di facebooknya dia, “mesra” itu kata yang keluar dari bibirku, tapi entah kenapa air mata menetes membasahi pipiku, ah aku menangis, kenapa aku harus menangis padahal dia sudah pernah bilang dia sudah tidak ada perasaan lagi dengan perempuan itu, tetapi hati ku tidak bisa terima, sukma ini memberontak, raga ini ingin sekali pergi jauh, aku ingin dia membaca goresan pena yang telah aku buat, disini tertuang semua perasaanku padannya.

***miliknya atau mantannya***
Sekian waktu berlalu,
Bersamamu habiskan malam-malam sepiku
Tak bisa ku jaga mengertimu
Bahasamu bingungkan hatiku
Kau buat ku resah
Begitu berharap namun juga pasrah
Meski ku tak ingin menyerah
Sikap tak pastimu kian buatkku gelisah
Kasih….
Katakan sejujurnya
Kau masih miliknya atau mantannya
Jangan sembunyikan realita
Ku tak ingin terjebak cinta dalam dosa
Jika kau masih miliknya
Kan ku hapus semua rasa
Tapi jika kau hanya mantannya
Milikilah aku seutuhnya….

            Aku terhanyut dalam buaian kesedihan, kegelapan terus menghantui perasaanku, resah dan gelisah hanya itu yang aku rasakan, kalau aku sembuh nanti apakah dia akan memilihku? Atau dia akan pergi dengan perempuan itu, entahlah, aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Dia semakin berubah dia tak seperti dulu lagi, tapi dia hanya bisa menyalahkan aku, aku tahu aku bukan perempuan yang sempurna, tapi aku juga butuh kasih sayang dan perhatian darinya, dan aku juga tahu perempuan itu lebih bisa mengerti dia daripada aku, tapi aku selalu bersuha untuk belajar memahami semua yang ada pada dirinya, tetapi dia tidak pernah tahu itu, satu hal yang aku ingin dia tahu aku hanya ingin hidup lebih lama lagi karena aku ingin melihat dia bahagia, meskipun tidak denganku tetapi dengan perempuan itu, aku berusaha untuk bisa menerima semua kenyataan hidup yang aku telah jalani.
            Setiap aku membuka pesan di facebooknya, aku selalu melihat dia masih chat dengan perempuan itu, setiap aku tanyakan langsung padanya, dia hanya bisa menghindar dan mengalihkan pembicaraan, aku sadar mungkin aku belum pantas untuk melangkah sejauh ini, tetapi dia seharusnya mengerti bagaimana perasaan seorang wanita jika dia seperti itu, ingin rasanya aku berhenti bernafas saat itu, tapi kalau aku begini mungkin dia akan lebih menganggapku hanya gadis manja, yang suka ngambek dan tidak dewasa, tapi apadaya jujur aku sangat cemburu dan ingin sekali aku putar waktu, seandainya aku duluan yang bertemu dengannya, pasti tidak akan seperti ini jadinya, mungkin ini takdir yang telah diatur oleh tuhan, aku sebagai hambanya hanya bisa berserah diri, ingin yang terbaik selalu beliau berikan padaku.
            Kamis, 20 september 2012, setengah dari hari itu adalah hari yang sangat membuatku bahagia, wajahku terus dipenuhi dengan senyuman, semua teman-temannya sangat baik, dan aku senang karena semua teman-temannya tau bahwa aku ini pacarnya dia, di dalam hatiku aku bicara “ternyata dia mengakui ku”. Tetapi aku bingung perempuan yang disana dia anggap apa, apa nanti nasibku juga akan sama seperti perempuan itu. Ah, pertannyaan itu selalu melintas difikiranku. Aku harus bagaimana, apa yang harus aku lakukan, aku mencintainya, tapi aku orang baru yang masuk didalam kehidupannya, sedangkan perempuan itu sudah lama menemani hari-harinya. Aku masih belum bisa mengerti kenapa aku bisa mencintainya begitu cepat, kenapa aku bisa menaruh harapan masa depanku begitu cepat kepadanya, aku masih meraba-raba jawaban dari semua pertannyaan itu, aku mengerti yang tahu semua jawaban itu hanya diriku sendiri, tapi sampai sekarang aku belum mendapatkannya. Mungkin belum saatnya, dan aku hanya bisa bersabar.
            Waktu menunjukkan pukul 00.00, penyakitku kambuh, obatku habis, tetapi tidak ada yang tahu, aku ingin teriak karena kesakitan, tapi aku takut mereka terbangun, aku menahan sendiri sakit yang ada di dadaku, aku berusaha untuk tidak menangis karena ini, penyakit ini tidak ada apa-apanya dibanding rasa sakit hatiku yang saat itu membaca pesan yang ada di facebooknya, ternyata dia masih berhubungan dengan perempuan itu, sakitku semakin menjadi-jadi tapi aku masih tetap diam dan tanpa disadari air mata telah jatuh membasahi kedua pipiku, apa dia ingin membunuhku secara perlahan, dia tidak pernah tahu bagaimana aku selalu berusaha untuk mengerti dan memberikan perhatian untuk dia, sampai-sampai aku mengabaikan penyakitku demi dia, tapi aku tidak ingin menyerah begitu saja, aku berusaha untuk mengendalikan penyakitku, dan aku bisa, sakitnya sudah hilang, tapi hatiku masih sangat sakit melihat kata-kata mesranya, melihat perhatiannya kepada perempuan itu, aku sadar aku hanya orang ke-3 yang masuk dalam hubungan mereka, dia yang  telah membawaku, dia yang seharusnya tahu bagaimana jalan keluarnya, aku tidak ingin berdosa karena telah mencintai laki-laki yang sudah mempunyai seorang kekasih.
            Aku ingin terbang jauh meninggalkan dunia fatamorgana ini, tanpa beban, tanpa masalah,tetapi apa daya aku hanya manusia biasa yang mempunyai batas kemampuan. Kapan aku bisa mendapatkan semua keinginanku, kapan aku bisa sembuh, kapan aku bisa memiliki dia seutuhnya, maafkan hambamu ini tuhan, karena aku hanya bisa mengeluh, dan selalu meminta sesuatu yang mustahil.  Hari ini terulang kembali, dia membuat aku kecewa lagi, demi dia aku rela datang lebih awal, karena aku tidak ingin dia menunggu lama, tapi apa yang aku dapatkan ternyata dia tidak ada, sms tidak dibalas, telepon juga tidak diangkat, apa yang harus aku lakukan, tau akan seperti ini aku tidak akan pernah datang, biarpun aku sedang sakit tapi aku tetap menghargai dia, tetapi dia tidak pernah menghargai aku sedikitpun, aku lelah begini terus, aku ingin menghentikan semua ini, aku sudah letih untuk berjalan lebih lama lagi, aku sudah ingin berbaring dipangkuan tuhan, dan menutup mata untuk selamanya.
            29 September 2012, dia meninggalkan aku sendiri disini, dia pulang ke kampungnya, dia bilang ada sesuatu hal yang harus dia kerjakan disana, oke aku izinkan dia pulang, tapi apa ternyata dia pulang sekaligus bertemu dengan perempuan itu, tambah sakit aku mendengar itu semua, apalagi aku tahu itu bukan dari dia langsung, melainkan dari orang lain, sebenarnya dia anggap apa aku ini, aku juga manusia yang punya perasaan dan hati, yang aku bisa lakukan hanya menangis dan menangis, “tuhan ambil saja nyawaku kalau seperti ini terus aku tidak kuat hidup lagi, ajak aku terbang jauh dari sini tuhan”. Iya aku mengeluh lagi, aku tidak bisa mensyukuri apa yang telah tuhan berikan padaku, tapi apakah aku tidak berhak untuk bahagia, sebesar itukah kesalahanku terdahulu sampa-sampai ini hukuman yang aku dapatkan sekarang.
            Kemarin malam kembali lagi dia mengulangi kesalahan yang sama, dia kembali berhubungan dengan perempuan itu, entah kenapa hatiku tidak pernah iklas menerima semua kenyataan ini, aku tidak rela dia berhubungan dengan perempuan itu, meski aku terlihat sangat egois, tapi itu yang aku rasakan. Bibirku memang pernah berkata “aku rela kakak sms, atau bertemu dengannya, asalakan aku tidak mengetahuinya”, aku berusaha untuk menutup mata dan tidak mendengar omongan dari orang lain, tetapi hati kecilku tidak bisa dibohongi, aku tidak bisa, aku tidak mampu mengiklaskan itu semua terjadi, “tolong hargai aku sedikit saja, aku juga kekasihmu”.  Sekian lama waktu berlalu, mungkin dia mulai menyadari kesalahannya padaku, dia mulai kembali seperti saat pertama pacaran, dia kembali perhatian, dan diapun tidak berhubungan lagi dengan perempuan itu. Aku bahagia, tapi aku sadar aku juga bersalah dengan perempuan itu, saat itu aku memintanya untuk memilih antara aku atau perempuan itu, dan dia menjawab “kakak lebih milih kamu, tapi kakak juga tidak bisa memutuskan hubungan begitu saja dengan dia”. Itu jawaban yang keluar dari mulutnya, aku mencoba untuk tersenyum ketika mendengar jawaban itu, tapi sebenarnya hatiku menangis, aku ingin sekali berteriak, “aku hanya ingin memilikimu seutuhnya”.
            Kata-kata itu terus tebayang-bayang di otakku, pertanyaan-pertanyaan aneh pun terus mengelilingi pikiranku, “kenapa harus seperti ini, kenapa ini terjadi, apa yang aku harus lakukan”. Tapi aku tidak akan menyerah begitu saja,” andaikan bunga tak mekar sekejap mata, mungkin sang kumbang akan tetap setia, andaikan cinta pertama tak berakhir dengan luka, mungkin tak ada jiwa yang akan merana, dan andai akhir dari cinta adalah kebahagiaan, kuingin menikmatinya hingga ajal menjemput nyawaku”. “apakah aku bisa menikmati yang namanya kebahagiaan?” itu yang terus membuat aku sedih, mungkin hidupku tidak akan lama, mulai dari sekarang aku akan belajar untuk bisa lebih merelakan dia dekat dengan perempuan itu, karena aku tahu aku tidak akan lama bisa membuat dia bahagia, aku hanya bisa merepotkan dia, aku hanya bisa membuat dia kecewa. Dikesendirianku aku menulis sebuah puisi yang mewakili suara hatiku:
**Meski ini hanya akan menjadi Kenangan**
Tlah ku goreskan indah namamu pada lembar-lembar maya
Tlah ku gambarkan tentangmu
Dan ku tautkan pada papan kanvas hatiku
Ku simpan didalam kenangan hati yang terdalam
Ku jadikan sebait puisi yang kupetik dari sebuah nyanyian
Yang mengalun nada dawai kerinduan
Ku jadikan bait dalam sepenggal kisah serpihan hati
Bahwa namamu akan ku ingat
Dan ku jaga hingga aku “mati”
Baik buruk kenangan yang pernah tercipta diantara kita
Akan selalu terukir indah hingga ajalku tiba
Sekalipun yang tersisa saat ini hanya kenangan
Namun semua itu tidak akan pernah aku lupakan
Meskipun memang terasa menyakitkan
Hanya karena dengan mengenangmu
Yang sekarang membuat aku lebih mengerti
Bahwa cinta tak harus memiliki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar