Menu

Kamis, 12 Juni 2014

KURIKULUM 2013

Dalam kurikulum 2013 Kompetensi Dasar dikembangkan dari Kompetensi Inti, sedangkan pengembangan Kompetensi Inti mengacu pada Struktur Kurikulum. Kompetensi Inti merupakan kompetensi yang mengikat berbagai Kompetensi Dasar ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus dimiliki peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik integratif dengan pendekatan pembelajaran siswa aktif. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas. Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk kurikulum SD/MI, organisasi Kompetensi Dasar dilakukan melalui pendekatan terintegrasi. Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang mengintegrasikan konten mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas I, II, dan III ke dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini maka Struktur Kurikulum SD/MI menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran berkurang. Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial tercantum dalam Struktur Kurikulum dan memiliki Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran, Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema. Substansi muatan lokal termasuk bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Sedangkan substansi muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang peserta didik yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, dan beban belajar. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SD/MI antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

CONTOH RPP SBK (SENI BUDAYA dan KETRAMPILAN)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Seni Budaya Dan Keterampilan Kelas/Semester : VI/ II Pertemuan Ke : I-2 Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit SENI RUPA A. Standar Kompetensi 1.1 Mengapresiasi karya seni rupa B. Kompetensi Dasar : 2.1 Mengidentifikasi jenis motif hias pada karya seni rupa Nusantara daerah lain C. Indikator • Mengamati beberapa gambar/foto/model ragam hias batik Nusantara daerah lain • Mengidentifikasi ragam hias batik Nusantara daerah lain • Mengidentifikasi teknik dan bahan pembuatan batik D. Tujuan Pembelajaran Mengenal berbagai jenis motif hias pada karya seni rupa Nusantara daerah lain v Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab ( responsibility ), Ketelitian (carefulness), Kerja sama (Cooperation), Percaya diri ( Confidence ) E. Materi Ajar Jenis motif hias. F. Metoda Pembelajaran 1. apersepsi (pengamatan) 2. ekspositori (menerangkan) 3. tanya jawab 4. latihan G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan awal Melakukan pengamatan gambar/foto/model berbagai motif hias Nusantara Kegiatan Inti § Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:  peserta didik dapat Mengidentifikasi jenis motif hias pada karya seni rupa Nusantara daerah lain  Memberikan catatan deduktif-deskriptif tentang motif hias pada karya seni rupa Nusantara daerah lain  Mengeksposisi keragaman motif hias pada karya seni rupa Nusantara daerah lain  memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;  melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan  memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. § Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:  memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;  memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;  memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;  memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;  memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;  memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;  memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;  memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. § Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru  Memberikan latihan soal  Memberikan soal Pekerjaan Rumah  Menutup pelajaran H. Alat/Bahan dan Sumber Belajar • Buku paket SBK standar isi 2006 • Buku Saya Ingin Terampil dan Kreatif, Grafindo • Model karya seni rupa tiga dimensi • Gambar atau foto I. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen/ Soal • Mengamati beberapa gambar/foto/model ragam hias batik Nusantara daerah lain • Mengidentifikasi ragam hias batik Nusantara daerah lain • Mengidentifikasi teknik dan bahan pembuatan batik praktek praktek Buatkan gambar/foto/model ragam hias batik Nusantara daerah lain Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10. @ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial. Mengetahui, Kepala Sekolah Wali Kelas VI

Minggu, 08 Juni 2014

GAMBAR CETAK TINGGI SEDERHANA

SEKILAS TENTANG CETAK TINGGI

Cetak tinggi merupakan salah satu proses kegiatan mencetak seni grafis yang memanfaatkan bentuk yang paling tinggi yang berasal dari plat klise untuk menghasilkan bentuk karya berupa gambar. Acuan cetak tinggi itu serupa dengan panel ukiran atau panel relief. Oleh sebab itu, cetak tinggi disebut juga cetak relief. Acuan cetak tinggi dibuat dari bahan-bahan keras dan lunak. Dalam pendidikan seni, kegiatan mencetak oleh siswa. Bahan sederhana itu antara lain adalah umbi-umbian, kayu lunak dan karet penghapus. Peralatan cukilnya pun sederhana, yaitu pisau pena dan sejenisnya. Bahan dan Alat yang digunakan : 1. Koran bekas / alas 2. Spon / busa 3. Pisau, cuter, silet 4. Alas pewarna 5. Pewarna 6. Kertas 7. Pelepah daun, Buah, Daun-daunan, dan Umbi-umbian CARA PEMBUATAN Siapakan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergatung dari keadaan bahan acuan cetakannya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan, cukup disediakan serbuk pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah dicampur dengan air. Pewarna serbuk cukup disebarkan pada alas warna yang bentuknya datar dan rata. Kemudian Pilihlah penampang yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau buah-buahan, pelepah dau yang yang sering dijadikan acuan cetak adalah : pelepah daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat juga dijadikan sebagai acuan cetak. Terakhir, Potonglah penambang bahan acuan cetak dengan pisau, cutter / silet. Arah potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan permukaan potongan sangat menentukan hasil cetakannya.

Selasa, 15 April 2014

GAMBAR SEDERHANA DENGAN TEKNIK AIRBRUSH

SEKILAS TENTANG "AIRBRUSH"

Airbrush adalah sebuah teknik seni rupa yang menggunakan tekanan udara untuk menyemburkan cat atau pewarna pada bidang kerja. Dalam sejarah seni lukis moden, teknik airbrush mulai dikenal pada akhir abad 19, pada tahun 1879. Abner Peeler merupakan seorang penemu yang berjasa menemukan alat lukis dengan tekanan angin yang dinamakan Paint distributor. Beliau mematenkan penemuanya itu dan menjual patennya kepada Lyberty Walkup dari perusahaan Walkup brothers pada bulan Agustus 1883. Lyberty Walkup kemudian memperkenalkan alat lukis iaitu Paint Distributor di sebuah pameran fotografi yang diadakan di Indianapolis, dan tidak disangka, alat lukis generasi baru itu terjual 63 unit. Disebabkan para seniman makin tertarik pada teknik lukis dengan tekanan udara dengan media Paint Distributor, Liberty Walkup pun kemudian mendirikan Airbrush Manufacturing Company di Rockford, Illinois iaitu sebuah perusahaan yang khusus memasarkan paint Distributor, semenjak itulah kemudian masyarakat menamai teknik lukis dengan tekanan angin ini dengan sebutan Airbrush. Airbrush menjadi makin popular setelah Charles L. Burdick, seorang seniman Amerika yang tinggal di Chicago yang pada tahun 1893 berhasil memodifikasi paint Distributor menjadi alat yang lebih simple dan mengubah bentuknya menjadi seperti pena, Sehingga memudahkan untuk melukis. Beliau pun kemudian mendirikan Fountain Brush Company dan kemudian segera mematenkan petemuanya, iaitu paint Distributor dengan needle control system, atau sistem pengeluaran cat melalui jarum. Itulah yang kemudian mengawali era seni lukis dengan air brush di masa moden ini. Air brush adalah teknik yang mudah diterapkan dalam pembuatan karya lukis khususnya, kerana sudah menggunakan tenaga mesin yang akan memudahkan dalam pengerjaannya baik dari pembuatan desain misalnya dengan menggunakan teknik cetakan dengan cara membuat desain lalu dipotong bersesuaian bentuk desainnya. Air brush dapat diterapkan dalam media seperti media kain, kayu, plat mobil, motor dan sebagainya. Pemakaian jenis warna bergantung kepada media yang akan di air brush. Alat dan bahan yang digunakan dalam teknik airbrush sederhana adalah sebagai berikut: 1. Buku gambar 2. Sikat gigi bekas 3. Saringan teh/sisir 4. Pewarna makanan atau cat air 5. Cetakan yang akan di airbrush Langkah-langkah dalam teknik pembutan airbrush adalah sebagai berikut: 1. Siapkan buku gambar 2. Tuangkan pewarna makanan di palet kemudian campurkan dengan sedikit air 3. Tempelkan atau taruh cetakan di atas buku gambar 4. Ambil sikat gigi dan saringan 5. Kemudian gosokan sikat gigi di atas saringan tersebut agar warna yang terbentuk di buku gmbar menjadi rata Menurut saya melukis dengan menggunakan teknik airbrush sedikit susah, karena disini saya memakai sisir bukan penyaringan. Maka dari itu tetesan warna yang terbentuk tidak mau merata, ada yang kecil, bahkan ada yang besar. Membuat gambar dengan teknik airbrush membutuhkan kesabaran yang ekstra. Tetapi ini sangat menyenangkan karena kita bisa bermain dengan warna atau mencampur warna yang satu dengan yang lainnya. Sehingga membentuk suatu degradasi warna yang baru.

GAMBAR SEDERHANA DENGAN CAT AIR